“Barang
siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya,
maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu,
Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa
yang ia kehendaki.” (HR Ahmad).
Begitu istimewanya
imbalan yang diberikan bagi orang yang dapat mengendalikan amarahnya,
sampai Allah pun mempersilahkan ia untuk memilih bidadari surga yang ia
suka. Lalu, bagaimana caranya mengendalikan amarah?
- Jangan marah kecuali
karena Allah SWT. Marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan
mendapatkan pahala. Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah
diabaikan merupakan contoh marah karena Allah, misalnya marah ketika
menyaksikan perbuatan haram.
- Berlemah lembut dan tak
marah karena urusan dunia. Sesungguhnya semua kemarahan itu buruk,
kecuali karena Allah SWT. Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada
mengingatkan, kemarahan kerap berujung pada pertikaian dan perselisihan
yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar dan dapat pula
memutuskan silaturahim.
- Mengingat keagungan dan
kekuasaan Allah ketika marah. Ketika mengingat kebesaran Allah SWT,
maka kemarahan bisa diredam. Bahkan, mungkin tak jadi marah sama sekali.
Itulah adab paling bermanfaat yang dapat menolong seseorang untuk
berlaku santun dan sabar.
- Menahan dan meredam
amarah jika telah muncul. Allah SWT menyukai seseorang yang dapat
menahan dan meredam amarahnya. Allah SWT berfirman, ” … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran:134).
- Berlindung kepada Allah ketika marah. Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang yang marah mengucapkan; ‘A’uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT) niscaya akan reda kemarahannya.” (HR Ibu ‘Adi dalam al-Kaamil.)
- Diam. Rasulullah SAW bersabda, “Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam.”
(HR Ahmad). Terkadang orang yang sedang marah mengatakan sesuatu yang
dapat merusak agamanya, menyalakan api perselisihan dan menambah
kedengkian.
- Mengubah posisi ketika marah. Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, “Jika
salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia
duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring.” (HR Ahmad).
- Berwudhu atau mandi.
Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api setan yang dapat
mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf.
- Memberi maaf dan bersabar. Orang yang marah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT memuji para hamba-Nya “… dan jika mereka marah mereka memberi maaf.” (QS Asy-Syuura:37).
Itulah kesembilan cara
yang bisa kita lakukan untuk meredam kemarahan. Terlihat sulit tapi
percayalah, jika kita berniat merubah diri kita untuk menjadi lebih
baik, beberapa cara meredam kemarahan seperti yang disebutkan diatas
patut dicoba. Insya Allah kita dapat termasuk ke dalam golongan seperti
yang disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, yakni mendapat imbalan
indah bertemu dengan bidadari surga dan dimuliakan-Nya.
Sumber: http://lampuislam.blogspot.com/2013/10/9-tips-mengendalikan-amarah-dalam-islam.html
No comments:
Post a Comment